Penilaian Diri Dalam Teknik Penilaian Diri Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar


B.      Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian yang melibatkan siswa dalam pelaksanaannya. Siswa diminta untuk menilai kemampuan dirinya berkenaan dengan tingkat pencapaian kompetensi yang telah dipelajari dalam suatu mata pelajaran (Poerwanti, 2008; Jihad A dan Abdul H,2013). O’Malley JM dan LV Pierce (2006, hal. 237) menyebutkan bahwa penilaian diri “is appraisal by a student of his or her own work or learning processes.” Dari pernyataan tersebut dapat difahami bahwa penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh siswa terhadap pekerjaannya atau terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Bagaimana kedudukan penilaian diri dalam pembelajaran? Penilaian diri merupakan unsur kunci dalam penilaian autentik. Dalam hal ini siswa belajar mengatur diri sendiri. Penilaian diri menjadikan siswa terlibat secara langsung dalam belajar serta mengintegrasikan kemampuan kognitif dengan motivasi dan sikap siswa terhadap pembelajaran. “Dengan melaksanakan penilaian diri, siswa dapat membuat pilihan dalam merencanakan bagaimana mengoptimalkan sumber daya mereka.” (O’Malley JM dan LV Pierce ,2006, hal. 41).
Menurut Cameron (2003), melalui penilaian diri dalam pembelajaran siswa dapat :
a.         Siswa akan mengerti mengenai proses pembelajaran, yaitu dengan melibatkan siswa secara langsung dalam menilai diri terhadap sejauh mana kompetensi yang telah dicapai.
b.        Siswa akan termotivasi untuk lebih terlibat  dalam pembelajaran. Siswa menjadi percaya diri, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai kompetensi diri yang telah dicapai.
c.         Guru akan lebih mengerti tentang murid secara individual. Hasil penilaian diri dapat dijadikan bahan bagi guru untuk lebih mengenal karakteristik setiap siswa di kelas.
d.        Siswa akan lebih mempersiapkan untuk menerima pembelajaran, karena acuan dari penilaian diri adalah siswa mampu menilai sejauh mana kompetensi yang dicapai dalam pembelajaran.
e.         Hubungan yang seimbang tercipta antara guru dan siswa.
Selain beberapa manfaat penilaian diri yang telah disebutkan, penggunaan teknik penilaian diri dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa (Poerwanti, 2008; Jihad A dan Abdul H, 201 ), yaitu sebagai berikut :
a.         Dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Dalam hal ini, rasa percaya diri tumbuh karena siswa mendapat kepercayaan untuk menilai kompetensi diri yang telah dicapai berdasarkan kriteria atau aspek yang telah ditentukan.
b.        Siswa menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketika siswa melakukan penilaian siswa melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
c.         Dapat mendorong, membiasakan dan melatih siswa untuk berbuat jujur. Karena penilaian diri memfasilitasi siswa untuk bersikap jujur dan objektif.
Dilihat dari segi manfaat penilaian diri, maka penilaian diri dikategorikan penting. Siswa membutuhkan dukungan untuk mengerti mengenai pentingnya penilaian diri, menjadi penilai yang mandiri terhadap kekuatan dan kekurangan yang dimiliki, dan mengatur tujuan untuk pembelajaran yang akan datang O’Malley dan LV Pierce (2006). Lebih lanjut O’Malley dan LV Pierce (2006, hal. 52) menyatakan bahwa “guru dapat mengetahui bahwa ketika murid aktif terlibat dalam pelaksanaan penilain diri, mereka menjadi lebih bertanggung jawab terhadap pembelajaran.”
Terdapat tiga jenis penilaian diri (Poerwanti, 2008; Jihad A dan Abdul H, 2013), yaitu sebagai berikut :
a.         Penilaian langsung dan spesifik
Jenis penilaian diri ini dilaksanakan secara langsung pada akhir pembelajaran atau setelah siswa selesai melaksanakan tugas tertentu. Ini bertujuan untuk menilai aspek-aspek dalam kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran.
b.        Penilaian tidak langsung atau holistik
Jenis penilaian diri ini dilakukan dalam kurun waktu yang panjang, misalnya dalam kurun waktu satu semester pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memberikan penilaian secara keseluruhan.
c.         Penilaian sosio afektif atau emosional
Jenis penilaian diri ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sosio afektif dan emosional siswa. Misalnya guru dapat meminta siswa untuk membuat tulisan berisikan pengalaman siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dalam melaksanakan penilaian diri di kelas, guru dapat menggunakan lembar penilaian diri. Lembar penilaian diri anak merupakan suatu instrumen penilaian yang bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan perilaku anak sebagai suatu proses refleksi berdasarkan apa yang dirasakan dan dialami ketika pembelajaran (Kesurna dkk, 2012). Akan tetapi, guru sebaiknya tidak membuat lembar penilaian diri sebagai kategori yang terpisah, karena harus melibatkan semua jenis penilaian yang teridentifikasi, pernyataan ini berkaitan dengan jenis penilaian diri tidak langsung atau holistik (O’Malley dan LV Pierce, 2006).
Adapun yang merupakan tujuan utama dari pelaksanaan penilaian diri adalah untuk mendukung dan memperbaiki proses dan hasil belajar dan tidak dijadikan alat penilaian utama dalam menentukan hasil belajar siswa. Hal ini berdasar pada kecenderungan subjektifitas siswa dalam menilai dirinya sendiri (Poerwanti, 2008). Oleh karena kecenderungan siswa akan menilai diri terlalu tinggi dan subjektif, penilaian diri harus dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif (Poerwanti, 2008; Jihad A dan Abdul H, 2013). Adapun dalam pelaksanaan penilaian diri oleh siswa di kelas dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a.         Menjelaskan kepada siswa tujuan penilaian diri
Pada tahap ini, guru memberikan pengarahan kepada siswa mengenai apa penilaian diri serta mengapa penilaian diri dilaksanakan. Sehingga siswa lebih memahami mengenai apa yang dimaksud dengan penilaian diri.
b.        Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai
Guru menentukan kompetensi yang akan dinilai. Jika yang dilaksanakan adalah penilaian langsung, maka guru menentukan kompetensi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c.         Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan
Guru menentukan kriteria yang akan digunakan, hal ini berkaitan dengan format yang akan digunakan.
d.        Merumuskan format penilaian, dapat berupa pendoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian (rating scale).
e.         Meminta siswa untuk melakukan penilaian diri sesuai format yang diberikan guru. Guru memberikan pengertian kepada siswa untuk bersikap jujur apa adanya sesuai kriteria yang ditentukan pada format penilaian.
f.         Guru mengkaji hasil penilaian untuk mendorong siswa supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
g.        Guru memberikan tindak lanjut berupa umpan balik (feed back) dari hasil penilaian.
Meskipun demikian, apabila guru baru melakukan penilaian diri pada siswa, guru harus memulainya secara bertahap, sedikit demi sedikit. Ini dimulai dengan satu penilaian pada suatu waktu dan secara bertahap merancang suatu  pendekatan penilaian diri dan teknik yang cocok digunakan sesuai karakteristik siswa dan pembelajaran yang dilaksanakan.
Terdapat hal penting yang menjadi dasar dalam pelaksanaan penilaian diri. Bahwasanya “penilaian diri bukanlah formulir atau daftar nama” (O’Malley JP dan Valdez P, 2006, hal. 54). Hal ini mengandung makna bahwa penilaian diri dapat dilaksanakan tanpa menggunakan suatu format penilaian. Penggunaan format peniliaian diri bertujuan supaya pelaksanaan penilaian diri objektif dan tidak berdasar pada subjektifitas siswa.
Dengan melaksanakan penilaian diri guru telah memberikan pemahaman kepada siswa bahwa penilaian diri merupakan suatu strategi yang dapat mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri (Poerwanti, 2008). Seperti diberi kesempatan untuk menilai kompetensi diri sehingga guru bisa memberikan feed back terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (O’Malley dan LV Pierce, 1996). Dengan melibatkan siswa kedalam kegiatan penilaian diri, siswa belajar untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan yang dimilki terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan. Guru dapat menjadikan kelemahan yang dimilki siswa sebagai bahan introspeksi untuk perbaikan proses pembelajaran. (Poerwanti, 2008; Wortham, 2006; O’Malley dan LV Pierce, 1996).

Share this

0 Comment to "Penilaian Diri Dalam Teknik Penilaian Diri Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar"

Posting Komentar